Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari Maret, 2017

Puzzel

Ku ungkapkan kepadamu. Sebagai bentuk sayangku. Kini kau terima Intan ku... Bagaimana dengan sang duka. Bukankah dia telah terlena. Bentuk petaka sang angkara... Namun ini masih kepingan. Tak ku lihat raut wajahnya. Kepingan lainnya. Terselip pada matanya..

Fire

Kau tidak akan pernah bisa lari. Kunci nya tak akan pernah kau temukan. Dalam gelap kau pun tak pernah berhenti. Apa yang kau mengerti. Kini kau dalam dekapan ku. Kini pitam ku tengah memuncak.. Dan kau kan merasakan... Semua yang kau perbuat.

Siluet

Bukankah suatu saat nanti kita hanya akan menjadi kenangan. Lalu apa yang kan kau perbuat. Menangis dan terus menangis.. Lupakan itu. Bayanganmu tak akan pernah hilang dari tubuhmu. Bahkan aku pun tak dapat membantu Mu. Bukankah hal terperih adalah terlupakan. Ketika dilupakan setelah berjuang. Ketika dilupakan setelah bertahan. Ketika dilupakan setelah semua menjadi alasan. Kini hanya ada kau, kau, dan kau. Kenang aku selayaknya. Sebenarnya. Setulusnya. Dan kumohon selamanya...

Wanita

Bukankah kau begitu istimewa.. Mengapa kini kau pandang hina.. Bukankah kau ditakdirkan sempurna. Walau hanya dari rusuk yang mungkin kini hina.. Dahulu kau menjadi jembatan menuju surga. Kini kau menjadi penyempurna agama. Kelak kau kan mempunyai pelita. Dan surga kan selalu bersama. Jadi.. Basuhlah wajah Mu. Dari linang air kepedihan . Tundukan kepalamu. Dan lantunkan doa, hilangkan kesedihan..

Batas senja

Tak perlu kau curangi Dia kan mengerti dengan sendiri. Atau mungkin rintik-rintik air yang kan berbicara. Kalau perlu, kau menjaganya dalam tasbih merah. Dan biarkan sang sukma yang berbicara. Hingga sinar binar memudar. Dan waktu kembali terulang. Hingga batas senja

Gurita abu

Rupanya kau kembali. apakah ia telah mencapakanmu?? Ternyata aku yang salah selama ini. Tak mungkin kau memperdulikanku.. Bukankah kau selalu seperti itu. Kembali saat bersedih. Dan pergi saat ku mulai letih. Kembali ku lihat rona merah pada wajahmu. Aku semakin tak mengerti.. Kini kau semakin halus dalam senyuman. Ini yang kuinginkan. Apakah kau yang tak mengerti. Rupanya hanya abu dalam bara. Kini kau bisa merasakan bisikan angin...