Aku berharap dapat berkeliling dunia.
Dan kau selalu mendoakan.
Aku berharap dapat keujung dunia.
Dan kau selalu mendoakan.
Ketika ku telah sampai pada inginku.
Kau pun tersenyum.
Senyum yang selama ini kau tulus berikan padaku.
Tak lupa setiap kerut pada dagu dan bibir mu, pada setiap pipi dan leher mu.
Kini tapal batas memisahkan kita.
Aku tak pernah merisau kan.
Namun gundah mulai kau gurita.
Menggurita dalam fikir mu.
Tentang keadaan ku.
Tentang hidupku.
Kau pun selalu menanyakan.
Apakah aku telah makan atau tidur dengan cukup.
Bahkan sampai lupa akan diri mu sendiri.
Kau selalu prioritas kan ku di atas segala setelah ibadah mu.
Kini aku yang Menggurita.
Rindu yang tak tertahan, Dalam qalbu semakin terasa.
Aku ingin kembali pada mu.
Kau selalu membuka pintu mu.
Aku sadar kau lah rumah ku.
Rumah yang seharusnya selalu ku jaga.
Rumah yang seharusnya aku lindungi.
Namun kau tak perduli akan semua itu.
Karena bagimu.
Hanyalah.
Aku aku aku,
Anakmu.
Komentar