Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari Juni, 2018

Surat

Untukmu, Yang membaca surat ini Dimana kamu dan apa yang kamu lakukan sekarang? Bagi saya yang berumur 15 tahun Ada benih kekhawatiran yang tidak bisa saya beritahu pada siapa pun Jika itu surat yang ditujukan padaku di masa depan Tentunya aku bisa benar-benar curhat untuk diriku Sekarang, tampaknya aku akan kalah dan menangis Untuk seseorang yang tampaknya akan menghilang Kata-kata siapa yang harus aku percaya? Ini satu-dan-hanya hati yang telah patah berkali-kali Di tengah rasa sakit ini Saya tinggal saat ini Untukmu, Terima kasih Aku punya sesuatu untuk menceritakan tentang 15 tahun kamuJika kamu terus bertanya apa dan di mana kamu harus pergi Kamu akan dapat melihat jawabannya Laut kasar pemuda mungkin sulit Tapi baris perahu pada mimpi Anda Menuju pantai besok Sekarang, jangan dikalahkan dan jangan meneteskan air mata Selama masa ini saat tampaknya kamu akan menghilang Percayalah pada suaramu sendiri Bagiku secara dewasa, ada malam tanpa tidur ketika aku te...

Debu kelam

Pagi ini ku berbicara pada hati. Namun rupanya ia masih setia terkunci. Terkunci oleh masa kelam yang dilalui. Enggan mengajak maupun menerima tamu. Trauma, mungkin!. Trauma akan kejadian dulu yang dilalui. Kejadian yang membuatnya terpuruk hingga mati Apakah ia masih ada di ruang itu?. Fikirkan ku berkelut tentangnya. Atau ia sudah bosan?. Bosan karena tak dihargai dan dicaci-maki. Hingga ia tak kuat berdiri. Kejadian lalu yang membuatnya seperti ini. Tak percaya dengan orang lain. Membuatnya disebut dengan TERSINGKIR. Ketika semua pengorbanan tak teringat. Ia pergi dengan dendam. Menuntut tubuh atas pembalasan. Apa daya tubuh tak sekuat hati. Yang mati melebur dalam emosi. Sekali lagi ku bertanya! Apakah ia masih disini? Siapakah yang patut disalahkan. Ia dengan ke-egoisannya. Atau mereka yang membuatnya seperti ini. Kini tubuhku seirama dengan hati. Ia juga menjeritkan tentang mereka. Mereka yang bersalah atas semua yang terjadi. Mereka yang terlalu keras...

Akhir

Kau tau rasanya sakit. Banyak orang bilang, sakit adalah saat terluka. Sebagian bilang, ketika ditinggal cinta. Bagaimana dengan sakit perlakuan orang terdekat. Seperti orang tua, mungkin! Ketika tak dipercaya, atau tak dianggap ada! Atau seperti ketika telah berusaha, namun tetap merasa terhina. Seolah apa yang kita kerja, tak berguna bagi mereka. Sulit mendefinisikan arti sakit, yang teramat. Bukan berarti tidak mungkin. Kini aku kembali dalam kesunyian. Ditemani mentari yang kehangatan. Kuhembus kembali nafas secara kuat. Semoga cepet berhasil menghilangkan rasa ini. Rasa sakit, yang kini menjalar. Meninggalkan bekas yang tak nampak, namun berasa. Hampa rasanya. Kini aku terdiam. Memandang gedung pencakar langit dari atas sini. Atau mungkin harus ku akhiri semua ini. Semakin hari semakin berat. Semakin menit terkikis detik, semakin sakit. Semakin kuat untuk mengakhiri hidup tak berarti kini. Mungkin hal konyol bagi orang karna permasalahan ini. Namun bagaiman...