Aku bukan pujangga sekelas Seno Gumira AjiDarma.
Tak pandai menyusun kata serupa rasa.
Tapi hatiku kalut, setiap mengingat kisah kita.
Tak mampu ku tulis perjalanan kita yang baru seumur jagung itu.
Kini....
Aku mulai berfikir.
Mana yang harus di perjuangankan dan di pertahankan.
Serta mana yang harus dilepaskan.
Aku ingin bertanya.
Apakah aku masih memiliki satu kesempatan.
Kan ku tunjukkan padamu, apa arti sebuah kesetiaan.
Mungkin kata-kata ku terkesan seperti buaian.
Tapi ku tak tahu harus berkata seperti apa sekarang.
Ku hanya ingin membuktikan.
Kalau perasaan ku padamu masihlah sama.
Sama seperti pertama kali bertemu denganmu.
Seperti pertama kali menyuapimu.
Seperti pertama kali ku coba menatap mata mu.
Mungkin kau sekarang marah dan kecewa.
Bahkan, mungkin kau mungkin berfikir untuk membangunkan raksasa di atas gunung itu agar menyerangku.
Aku tak tahu pasti terai mu kini padaku.
Yang pasti.
Kumasih mendambamu.
Komentar